EKSPONEN DAN LOGARITMA

 A.  Bentuk Pangkat
       1.  Pangkat Bulat Positif
            Definisi:
            Jika a bilangan real (a ∈ R) dan n bilangan bulat positif lebih besar dari 1 (n ∈ A, n > 1), maka
            perkalian sembarang a sebnyak n kali adalah an (dibaca a pangkat n).

           Dalam bentuk matematika ditulis sebagai:



          Keterangan:
          a= bilangan pokok
          n= pangkat (eksponen)
         a^n= dibaca a pangkat n
         Contoh:
         Nyatakan dalam bentuk perkalian berulang


         Bilangan a disebut bilangan pokok, sedangkan n disebut pangkat atau eksponen


         Sifat-sifat Bilangan dengan Pangkat Bulat Positif
         Jika m, n ∈ A dan a, b ∈ R, maka berlaku sifat-sifat sebagai berikut:
         Sifat perkalian
 

         Bukti:

         Contoh:
         Tentukan hasil dari 2^3.2^5 !
         Penyelesaian:
         2^3.2^5 = 2^(3+5) = 2^8
        Sifat pembagian
        dengan a ≠ 0 dan m > n
        Bukti:

        Contoh:
        Tentukan hasil dari   !

        Sifat pemangkatan

        Bukti:
        Contoh:
       Tentukan hasil dari 

    Sifat perkalian dan pemangkatan

Contoh:

    Sifat pembagian dan pemangkatan
      dengan b ≠ 0

Contoh:
Tentukan hasil dari  !




    Pangkat Bulat Negatif dan Nol
    Pangkat Bulat Negatif
Definisi:
Untuk setiap a ∈ R, a ≠ 0, dan n bilangan bulat negatif berlaku.

Bukti:

    Pangkat Nol
Definisi:
Untuk setiap a ∈ R, a ≠ 0 berlaku a0 = 1
Bukti:

Contoh:
Nyatakan tidak dengan pangkat nol atau negatif.
   
   
Penyelesaian:
   
   

    Pangkat Pecahan

Suatu bilangan berpangkat yang pangkatnya berupa pecahan disebut bilangan berpangkat pecahan. Bilangan berpangkat pecahan adalah bilangan berpangkat tak sebenarnya. Hal ini karena nilainya tidak dapat dinyatakan dengan perkalian berulang.

Sifat:
Jika a  bilangan real , m bilangan bulat, n bilangan asli dan n> 2, maka :

Bukti:


Contoh:
Nyatakan bentuk pangkar berikut ke dalam bentuk akar!
   
   
Penyelesaian:






    Bentuk Akar

Dalam matematika, banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan ke dalam fungsi atau persamaan yang mengandung bentuk akar. Dalam mempelajari bentuk akar sebaiknya kita haruslah mengerti tentang pengertian bilangan irrasional.

Pengertian Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian a/b dengan a dan b bilangan bulat b≠0.
    Pengertian Bentuk Akar

Bentuk akar adalah bilangan-bilangan di bawah tanda akar yang apabila ditarik akarnya tidak dapat menghasilkan bilangan rasional.
Ada dua jenis bentuk akar, yaitu:
    Akar senama

Akar senama adalah akar-akar yang mempunyai pangkat akar yang sama. Pada akar-akar senama dapat dilakukan oprasi perkalian atau pembagian.
Contoh:
    √2 senama dengan √5, karena kedua bilangan tersebut memiliki pangkat akar yang sama, yaitu 2.
    ∛psenama dengan ∛q, karena kedua bilangan tersebut memiliki pangkat akar yang sama, yaitu 3.






    Akar sejenis
Akar sejenis adalah akar-akar senama yang mempunyai bilangan pokok (radikan) yang sama. Pada akar-akar sejenis dapat dilakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
 Contoh:
    √2 sejenis dengan 3√2 (radikannya sama, yaitu 2.
    4∛5 sejenis dengan 20∛5 (radikannya sama, yaitu 5.

    Bilangan Rasional
Definisi
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan    dengan   dan B = himpunan bilangan bulat 
Contoh:

    Bilangan Irasional
Definisi
Bilangan Irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan   dengan   dan B = himpunan bilangan bulat 


Contoh:


    Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
    Penjumlahan dan pengurangan akar
Sifat:
Untuk setiap a, b ∈ R dan c ∈ R, maka berlaku:

Contoh:



    Perkalian bentuk aljabar
Sifat:
Untuk setiap a, b, c, d ∈ R dan c, d > 0, maka berlaku:
   
Bukti:

   
   
Sederhanakanlah perkalian bentuk akar berikut!
   
   

    Menyederhanakan Bentuk
    Pecahan Bentuk 

Cara merasionalkan penyebut pecagan bentuk ini adalah dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan oleh suatu bentuk akar, sehingga diperoleh penyebut rasional.
Contoh:

    Pecahan Bentuk 

Cara merasionalkan bentuk ini adalah dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan dengan akar sekawan dengan penyebut, sehingga diperoleh penyebut rasional.
            Contoh:


    Pecahan Bentuk 

Cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk ini adalah dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan dengan akar sekawan dari penyebut, sehingga diperoleh penyebut rasional.
Contoh:

    Menyederhanakan Bentuk 

Menyederhanakan akar pangkat dapat dilaukan dengan cara membagi atau mengalikan
Perhatikan uraian berikut ini!

Jadi dapat kita peroleh kesimpulan sebagai berikut:


Contoh:



    Merasionalkan Penyebut Suatu Pecahan
    Pecahan yang berbentuk 
Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk   dapat dilakukan dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan  .
Contoh:

Penyelesaian:

    Pecahan yang berbentuk 
Untuk merasionalkan bentuk   dapat dilakukan dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan   dan Sebaliknya, bentuk sekawan dari   adalah   sehingga


Contoh:


    Pecahan yang berbentuk 
Untuk merasioanalkan pecahan yang berbentuk  , dilakukan dengan cara melakukan perkalian dengan   . Sebaliknya, bentuk sekawan dari   adalah   sehingga


Contoh:


    Menyelesaiakan persamaan bilangan berpangkat sederhana dengan bilangan pokok yang sama.
Suatu persamaan yang pangkatnya mengandung variabel disebut persamaan pangkat atau eksponen. Berikut ini contoh-contoh persamaan pangkat sederhana.
    2x  = 16
    62x + 1 = 36
    43x = √64
    102x = 1.000
    92x-1 = 27
Contoh-contoh persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk af(x)=an. untuk menentukan nilai x, maka digunakan sifat berikut:

Sifat:
Jika af(x)= abdengan a ∈ R (a ≠ 0 dan a ≠ 1) maka f(x) = p
Contoh:
Tentukan nilai x pada persamaan-persamaan berikut!
    4x = 64
    42x+1 = 64
Penyelesaian:
    4x         = 64
22.x     = 26
2x         = 6
x         = 3

    42x + 1     = 64
22(2x + 1)     = 26
4x + 2     = 6
4x         = 6 – 2
4x         = 4
x         = 1

    Logaritma

Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah diketahui.

Definisi:
Jika b = ac maka a log b = c, dan sebaliknya a log b = c maka b = ac. hubungan antara bilangan berpangkat dan logaritma dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dengan:
a = bilangan pokok atau basis a > 0, a ≠ 1
b = numerus (yang dicari nilai logaritmanya). x > 0
c = hasil logaritma
(a log b dibaca “logaritma b dengan basis a”)

    Sifat-Sifat Logaritma
Misalkan a dan n bilangan real, a > 0 dan a ≠ 1, maka:
    a log a = 1
    a log 1 = 0
    a log an = n

    Beberapa Operasi Logaritma
    Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a ≠1, dan b > 0, berlaku

Bukti:
Berdasarkan definisi maka diperoleh:

Dengan mengalikan nilai b dengan c, maka:

Contoh:

    Untuk a, b dan c bilangan real dengan a > 0. a ≠ 1, dan b > 0, berlaku
 
Berdasarkan definisi maka diperoleh:

Dengan mengalikan nilai b dengan c, maka:

Contoh:


    Untuk a, b, dan n bilangan real a > 0, b > 0, a ≠ 1, berlaku

Bukti:

Contoh:

    Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a ≠ 1, b ≠ 1, c ≠ 1, berlaku

Berdasarkan definisi diperoleh:

Terdapat bilangan pokok c sedemikian sehingga:

                =

Contoh:

    Untuk a, b, dan c bilangan real positif dengan a ≠1 dan c≠ 1, berlaku

Berdasarkan definisi maka diperoleh:

Contoh:

    Untuk a dan b bilangan real positif a ≠ 1, berlaku 
Bukti:


Contoh:





DAFTAR PUSTAKA

    Endang, Susetyowati. 2008. Aljabar Elementer. Yogyakarta. Universitas PGRI Yogyakarta.

    Gumilar, Hendi Senja. 2008. Matematika 1 Kelompok Seni Pariwisata dan Teknologi Kerumahtanggaan untuk Kelas X SMK/MAK. Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.


    Sukino. 2007. MATEMATIKA Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga

    Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Matematika Buku Guru Kementrian Pendidikan Jakarta . 2013