MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

A.    PENGERTIAN QUANTUM
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan kata lain, Kuantum yaitu merupakan model pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan. Penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh. Termasuk juga ke dalam pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Quantum teaching, dengan demikian adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencangkup unsur-unsur untuk belajar efektif yang memengaruhi kesuksesan siswa.
B.    LANDASAN TEORI
Meskipun dinamakan pembelajaran kuantum, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum tidaklah diturunkan atau ditransformasikan secara langsung dari fisika kuantum yang sekarang sedang berkembang pesat. Tidak pula ditransformasikan dari prinsip-prinsip dan pandangan-pandangan utama fisika kuantum yang dikemukakan oleh Albert Eisten, seorang tokoh fisika kuantum. Jika ditelaah atau dibandingkan secara cermat, istilah kuantum (quantum) yang melekat pada istilah pembelajaran (learning) ternyata tampak berbeda dengan konsep kuantum dalam fisika kuantum. Walaupun demikian, serba sedikit tampak juga kemiripannya. Kemiripannya terutama terlihat dalam konsep kuantum. Dalam fisika kuantum, istilah kuantum memang diberi konsep perubahan energi menjadi cahaya selain diyakini adanya ketakteraturan dan indeterminisme alam semesta. Sementara itu, dalam pandangan De Porter, istilah kuantum bermakna “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya” dan istilah pembelajaran quantum bermakna” interaksi-interaksi yang yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi”. Disamping itu, dalam pembelajaran quantum  diyakini juga adanya keberagaman dan intedeterminisme. Konsep dan keyakinan ini lebih merupakan analogi rumus teori relativitas enstein, bukan transformasi rumus teori relativitas enstein. Hal ini makin tampak bila disimak pernyataan derporter bahwa” rumus yang terkenal dalam fisika quantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Mungkin anda sudah pernah melihat persamaan ini ditulis sebagai  .
    Pembelajaran quantum sesungguhnya merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori  atau pandangan psikologi kognitif dan pemograman  neurologi/neurolinguistik yang jauh sebelumnya sudah ada. Dalam quantum learning (1999:16) derporter mengatakan sebagai berikut quatum learning menggabuungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, NLP dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti: 1) Teori otak kanan/kiri, 2) Teori otak triune (3 in 1), 3) Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik), 4) Teori kecerdasan ganda, 5) Pendidikan holistik (menyeluruh), 6) Belajar berdasarkan pengalaman, 7) Belajar dengan simbol, 8) Simulasi/permainan.
Sementara itu, dalam quantum teaching(2000:4) dikatakannya sebagai berikut. Quantum adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi supercamp.

C.    PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
Quantum Teaching and Learning (QTL) Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Filosofi pendekatan pembelajaran Quantum dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan kepanjangan dari:

T    Tumbukan    Tumbuhkan minat dengan menunjukkan manfaat dari kompetensi yang dipelajarai terhadap kehidupan peserta didik.
A    Alami    Ciptakan dan berikan pengalaman langsung yang dapat dimengerti olelh peserta didik.
N    Namai    Berikan kata-kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, untuk udah di ingat dan dipahami.
D    Demonstrasikan    Sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang diperoleh selama prose pembelajaran
U    Ulangi    Tunjukkan kepada peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan bahwa “aku mampu bahwa mamang mampu"
R    Rayakan    Akui hasil belajar peserta didik, baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, perolehan keterampilan ataupun ilmu pengetahuan dan beri penghargaan 

D.    ASAS UTAMA PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
Menurut De porter. B (2004), asas utama Quantum teaching adalah “Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajanaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan oleh pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka.
E.    PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
Ada 5 prinsip Quantum Teaching yaitu:
a.    Segalanya berbicara
Artinya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuannya mengirimkan pesan tentang belajar.
b.    Segalanya bertujuan
Semuannya yang terjadi dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan
c.    Pengalaman sebelum pemberian nama
Berarti sebelum mendefinisikan, membedakan, siswa terlebih dahulu telah memiliki atau telah diberikan pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama.
d.    Akui setiap usaha
Berarti apapun usaha yang telah dilakukan siswa haruslah mendapat pengakuan dari guru dan siswa lainnya.
e.    Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Setiap usaha belajar yang dilakukan untuk memberi umpan bali dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
F.    CIRI-CIRI QUANTUM TEACHING
Secara garis besar pembelajaran yang menggunakan model quantum teaching menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Penggunaan musik dengan tujuan-tujuan tertentu.
2.    Pemanfaatan ikon-ikon sugestif.
3.    Penggunaan “stasiun-stasiun kecerdasan” untuk memudahkan siswa belajar sesuai dengan  modalitas kecerdasannya.
4.    Penggunaan bahasa yang unggul.
5.    Suasana belajar yang menyenangkan dan saling memberdayakan.
G.    TUJUAN QUANTUM TEACHING
Menurut Bobbi De Porter & Mike Herncki (2011:12) adapun tujuan dari pembelajaran quantum (quantum learning) adalah sebagai berikut:
a.    Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif
b.    Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan
c.    Untuk menyesuaikan kemempuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak
d.    Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dengan karir
e.    Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

H.    LANGKAH-LANGKAH QUANTUM TEACHING
Langkah-langkah yangd apat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep quantum teaching adalah dengan cara:
1)    Kekuatan ambak
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan cara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi aka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan di beri motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui manfaat ataumakna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hali inni adalah proses belajar.
2)    Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajara dan mengajar di perlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa mrasa aman dan nyaman, dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhkan konsentrasi belajar yang sangat baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3)    Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebiih memacuu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan
Segan-segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasildalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara iniiswa akan merasa lebih dihargai.
4)    Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Jadai guru hendaknya me,berikan kebebasan pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja.
5)    Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkaokan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa  hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambat yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.
6)    Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk  membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku lain.
7)    Jadikan anaka lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8)    melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yanng baik.

I.    LINGKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang dpat memacu atau menghambat belajar, Dhoroty dalam De Porter (2000:66). Lingkungan kelas yang hangat, nyaman, rapi, bersih, dan suasana yang penuh keakraban tentunya dapat memacu semangat siswa untuk belajar akan tetapi lingkungan kelas yang sunyi, suram, dan tidak tertata tentunya dapat menghambat kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu untuk menciptakan lingkungan belajar yan kondusif, Quantum Teaching memiliki ide-ide yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
1. Poster Afirmasi, menggambarkan afirmasi seperti dialog internet, sehingga menguatkan keyakinan siswa untuk belajar.
2. Warna, warna dapat digunakan untuk memperkuat pengajaran guru dan belajar siswa
3. Musik, guru dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik yang dapat digunakan diantaranya adalah (Mozart, Bach, Vivaldi, Handel, dan musik klasik Satie dan rachmaniof)
4. Aroma, guru dapat memberikan sedikit aroma wewangian dalam lingkungan kelasnya. Menurut Hirsc dalam DePorter (2000:72), manusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir mereka secara kreatif sebnayak 30 % saat diberikan wangi bunga tertentu.

J.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN QUANTUM TEACHING
Kelebihan quantum teaching:
a.    Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
b.    Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa,
c.    Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa.
d.    Adanya kerjasama.
e.    Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak yang dipahami siswa.
f.    Menciptakan tingkah laku dan kepercayaan dalam diri sendiri,
g.    Belajar terasa menyenangkan
h.    Motivasi dari dalam diri.
i.    Adanya kebebasan dalam berekspresi.
j.    Menumbuhkan idealisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru.
Kekurangan quantum teaching:
a.    Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung,
b.    Memerlukan fasilitas yang memadai,
c.    Model ini banyak dilakukan diluar negeri sehinggga kurang beradapatasi dengan kehidupan di Indonesia.
d.    Kurang dapat mengontrol siswa.

K.    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR YANG PRAKTIS

Bagaimanakah konsep pembelajaran Quantum teaching – learning ?
             Apa yang diajarkan kepada peserta didik dengan sangat cepat terkadang berdampak beda. Peserta didik bahkan akan lebih cepat melupakan apa yang telah diajarkan kepada mereka. Pembelajaran pasif tidak akan mampu menuju makna belajar yang sebenarnya, apa lagi tahan lama. Ada beberapa alasan kenapa kebanyakan peserta didik cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar dengan tingkat kecepatan siswa mendengarkan. Kita kutip pernyataan confusius sebagai konsep pembelajaran Quantum Teaching – learning :
What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa)
What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat)
What I do, I Understand (apa yang saya lakukan saya paham)
             Tiga pernyataan sederhana diatas menjadi bobot penting dalam proses pembelajaran Quantum Teaching – learning. Yang kemudian dimodifikasi dan diperluas oleh Mel Silberman menjadi ;
What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa)
What I hear and see, I begin to understand (apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit)
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill (apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan). What I teach to another, I master (apa yang saya ajarkan pada orang lain saya menguasainya).
(Tim fokus, 2010 : - ).
             Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada peserta didik. Ya, ada banyak hal yang dapat diajarkan dan bukan sekedar diberitahukan. Penjelasan dan peragaan instruktur belumlah cukup menuju kearah belajar yang sebenarnya.
             Kegiatan belajar akan menjadi aktif apabila peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan belajar yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otaknya untuk mempelajari gagasan – gagasan, memecahkan berbagai masalah, menerapkan konsep – konsep yang mereka pelajari, meragamkan langkah – langkah dengan cepat, menciptakan atmosfir menyenangkan dan secara pribadi menarik hati.
             Kegiatan belajar yang baik harus mampu menstimuli memori dalam sirkuit otak menjadi kuat dan milyaran syaraf – syaraf otak mampu menciptakan ruang baru untuk menampung pengetahuan baru. Masing – masing pengetahuan itu akan membentuk lorong – lorong yang saling berhubungan dan melahirkan gagasan – gagasan asosiatif, sintetis, dialektis, dan lain – lain.
             Model pembelajaran Quantum Teaching – Learning bersifat dinamis dan emansipatif yang dap[at mengantarkan peserta didik menjadi pribadi merdeka dan senantiasa tumbuh berkembang.
(Titik S dkk, 2010 : - ).
             Untuk mempelajari sesuatu dengan baik, langkah – langkah model pembelajaran Quantum Teaching – Learning, membantu mendengar, melihat, menanyakan, mendiskusikan, memecahkan masalah, menemukan contoh – contoh, mencoba keterampilan – keterampilan dan melakukan tugas – tugas yang harus dicapai. Peserta didik akan berada dikondisi belajar terbaiknya jika mereka tahu cara melakukan metode pembelajaran dan mengembangkannya sesuai karakteristiknya masing – masing. Bagaimana menemukan dan mengembangkan model pembelajaran Quantum Teaching – Learning ? terus berlatih dengan berbagi macam strategi yang dirancang mampu menghidupkan dan memeriahkan ruang kelas. Ada begitu banyak strategi belajar dalam model pembelajaran Quantum Teaching – Learning yang kesemua diarahkan dan dimaksudkan untuk mendalami kegiatan belajar dan ingatan. Strategi – strategi yang ditemukan dan mampu menciptakan “Flow” harus diulang –ulang agar menjadi kebiasaan yang selanjutnya berubah secara otomatis menjadi sebuah karakter. Tentunya kita sadar dan tahu bahwa tidak ada suatu keberhasilan atau kesuksesan bisa dicapai tanpa ada karakter kuat yang mewujudkannya. Karakter menjadi kata kunci dari segala tujuan dan cita – cita. Karakter dan kesuksesan identik dua sisi mata uang yang melekat satu sama lain.
(Fathoni A.F. dkk, 2010 : - )
Lantas apa yang dimaksud dengan “ Flow “ ?
             Flow adalah keadaan sadar yang didalamnya seseorang bisa betul – betul terbenam dalam sebuah aktifitas secara total melibatkan seluruh panca indera sehingga dia tidak bisa merasakan waktu berlalu.
             Untuk dapat merasakan flow seseorang harus mencurahkan energi mental dan emosional tambahan. Kehidupan yang dipenuhi dengan pengalaman flow yang menarik akan jauh lebih berharga dari pada kehidupan yang dihabiskan untuk menikmati kesenangan secara pasif.
             Tujuan jangka panjang bagi siswa yang mengerti dan mengalami flow adalah mereka berkesempatan besar memenuhi semangat yang bisa mengarahkan mereka untuk mengusahakan tercapainya tujuan dan cita – cita. Siswa yang mengalami flow akan sanggup belajar sepanjang masa dan lebih mau mengambil kesempatan, teguh dalam menghadapi tantangan, sanggup mengatasi ketakutan, kekhawatiran dan kesulitan. Denga memanfaatkan kekuatan flow yang mereka miliki, siswa akan mampu menikmati kehidupan pribadi penuh dengan kecerdasan.
             Flow bisa lebih mudah terealisasi manakala siswa mengalami kesenangan serius (serious fun). Pembelajaran Quantum Teaching – Learning yang menekankan pada “kesenangan serius” dapat membantu siswa memusatkan perhatian, meningkatkan kesenangan belajar dan mampu mengatur suasana agar pengalaman flow tetap terjadi.
(Makruf H. dkk, 2010 : - )